Rabu, 26 November 2014

Sederhana Cintanya




Cinta yang tak terbalaskan. Terdengar biasa bagi setiap insan, tetapi begitu pilu bagi yang mengalaminya. Bagaimana tidak? Apapun yang kita korbankan seakan terbuang percuma. Tapi entah mengapa, kita tidak bisa pergi dengan mudahnya. Terpaksa bertahan dan memendam luka. Terus berharap suatu hal yang tak pasti. Menyiksa diri sendiri.
Itulah yang kini tengah dirasakan sosok gadis manis bernama Caca ini. Tak terasa, lebih dari satu tahun ia mengagumi salah seorang seniornya yang bernama Bisma. Tapi sayangnya, Bisma tak pernah merespon baik perasaan Caca. Sering kali Bisma melukai hati Caca. Namun entah mengapa, Caca tak juga dapat membuang perasaan cintanya. Ia terus bertahan, mencoba bersabar. Baginya, Bisma tetaplah sosok pria paling sempurna setelah ayahnya walau ia tak pernah menyadari itu.
Besok adalah hari ulang tahun Bisma. Sepulang sekolah, Caca langsung mencari kado untuk pria idamannya itu. Caca menimbang-nimbang, apa yang akan ia beli untuk Bisma. Ia ingin kado yang ia berikan akan terkenang bagi Bisma, membuat Bisma selalu mengingatnya, bahkan mungkin dapat melunakan hati Bisma yang sekeras batu. Setelah mendapat kado yang menurutnya sesuai, Caca pulang. Malam harinya, Caca membuat surat berisi ucapan “Selamat Ulang Tahun” untuk Bisma dan membungkusnya. Tapi entah apa yang membuat surat itu tak kunjung selesai. Entah berapa lembar kertas terbuang percuma karenanya.
“Aku harus nulis apa ya buat kak Bisma? Aduh...pusing banget”keluh Caca
Hampir semalaman Caca menghabiskan waktunya demi menyiapkan kado untuk Bisma.

Pagi menjelang. Caca sudah siap berangkat ke sekolah.
  “Caca, mau berangkat jam segini?”tanya mamanya yang berada di ruang makan
Caca berhenti, lalu mengangguk.
  “Ayo sarapan dulu! Ini udah mama siapkan”ajak mamanya
  “Enggak usah ma, nanti aja di sekolah”tolak Caca
  “Kenapa?”tanya mama Caca
  “Caca buru-buru ma, ada tugas yang belum Caca kerjakan”dusta Caca
Caca kembali melanjutkan langkahnya. Tapi, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia menghentikan langkahnya, lalu berlari kecil menuju sang mama.
  “Caca berangkat dulu ya ma, Assalamu'alaikum”Caca yang kemudian mencium punggung tangan
Mama Caca mengangguk dan menjawab salam Caca.


Sampainya di sekolah, Caca menuju ruang ganti tim basket sekolahnya. Ia mencari loker milik Bisma, lalu membukanya.
   “Huft..ternyata udah banyak yang mendahuluiku. Bukan hanya aku seorang yang suka padanya"keluh Caca terdengar pilu saat melihat belasan kado tertata rapi di loker Bisma
  "Siapa kamu?"tanya seseorang dibelakang Caca
Caca membalikkan badannya. Ia shock melihat siapa yang datang. Ia menyembunyikan kado yang ia bawa di balik badannya.
  "K...kak Bisma?"kaget Caca
  "Untuk apa kamu kesini? Pakai acara buka-buka lokerku lagi. Kamu mau mencuri?"tanya Bisma bertubi-tubi
   "Ak..aku..aku"gugup Caca sehingga tak sanggup meneruskan ucapannya
Bisma mendekati Caca.
  "Ngapain kamu disini? Lalu, apa yang kamu sembunyikan di belakang tubuhmu itu?"tanya Bisma lagi
Mulut Caca bungkam. Tak dapat menjawab pertanyaan Bisma.

Bisma menatap manik mata Caca dalam. Menyelidik gerak-gerik gadis itu, hingga Caca dibuat risih olehnya.
  "Maaf kak, aku harus pergi"Caca menerobos tubuh Bisma. Tapi dengan cepat Bisma menahan lengan Caca dan mengambil kado yang dibawa gadis itu. Caca kembali berbalik menghadap Bisma.
  "Apa ini kado untuk ku?"tanya Bisma
Caca tak menjawab.
  "Aku rasa iya"ucap Bisma
Bisma membolak-balik kotak kecil itu, mencoba menerawang, apa isinya.
   "Tapi aku tak membutuhkannya. Aku sudah dapat terlalu banyak kado pagi ini. Ini aku kembalikan saja"Bisma mengembalikan kado itu tanpa membukanya

Mata Caca mendelik mendengar ucapan Bisma. Begitu sulitnya ia menyiapkan kado itu. Tapi hasilnya sungguh mengecewakan.
  "Kenapa kakak seperti itu padaku?"protes Caca
  "Ya memang beginilah aku"jawab Bisma enteng
  "Apa kakak tidak bisa menghargaiku sedikit saja? Semalaman aku menyiapkan kado ini. Tapi kakak menolaknya begitu saja?"kesal Caca
  "Hey, apa kamu pikir aku akan suka padamu setelah menerima kado itu? Tidak akan. Banyak gadis diluar sana yang menyukaiku, dan bernasib sama sepertimu. Sudahlah, lupakan saja aku! Aku tidak mungkin bisa menjadi milikmu"ucap Bisma seenaknya
Caca terdiam mematung menahan air mata yang hendak terjun dari kelopak matanya.
  "Kamu dengar apa kataku tadi?  Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini. Dan jangan pernah lagi mencoba mendekatiku, dari pada kamu sakit hati nantinya"lanjut Bisma
SAKIT. Bahkan kata itu tak mampu mewakili perasaan Caca saat ini.
  "Okey kalau itu memang yang kakak mau. Aku janji tidak akan lagi berusaha deketin kakak. Terlalu lama aku mencoba bertahan. Aku capek. Aku mundur. Tapi setidaknya, simpan ini sebagai kenang-kenangan dariku! Agar kakak selalu ingat dengan keberadaanku, seorang gadis bodoh yang cinta buta padamu"Caca kembali memberikan kado itu kemudian pergi dari hadapan Bisma.
Kini gantian Bisma yang terdiam. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.
   "Ayo latihan basket! Yang lain udah nunggu di lapangan"kata orang itu
Bisma memasukkan kado dari Caca ke dalam lokernya, lalu ganti baju dengan seragam basketnya.
Satu tahun berlalu. Ujian Nasional telah terlewati. Lusa, sekolah akan mengadakan pentas seni sebagai acara perpisahan siswa-siswi kelas 3. Dan hari ini, semua siswa kelas 3 harus membersihkan lokernya, termasuk anak-anak tim basket. Bisma membereskan barang-barangnya. Yang menurutnya penting, ia masukkan kedalam kardus berukuran sedang, dan yang tak terpakai ia buang ke tong sampah. Tangan kanannya meraih sebuah kotak kecil berwarna biru.
  "Kado dari gadis itu"batinnya
Perlahan, ia buka kotak itu. Sebuah gelang coklat sederhana. Kemudian tangannya meraih selembar kertas di dalam kotak itu, lalu membacanya.

    Selamat ulang tahun kak Bisma..
   Wish you be better and get all of your dreams.  Semoga panjang umur, sehat selalu, dan di berikan yang terbaik oleh Tuhan. Aku sangat bingung  saat memilih kado untukmu. Tapi akhirnya aku memilih gelang ini. Aku tidak tahu kenapa aku memilihnya. Mungkin karena gelang ini menggambarkan bagaimana perasaanku yang sederhana. Kesederhanaanku mencintaimu, tak mengharap apapun. Hanya sekedar ingin kakak tahu. Semoga kakak suka dan mau memakainya....
Pertanda
Caca
Entah apa yang Bisma rasakan kini. Hatinya bergetar hebat saat membaca kata demi kata yang Caca tuliskan pada selembar kertas itu. Ia menyimpan kado itu lalu berlari keluar ruangan, mencari sosok Caca. Bisma menghentikan langkahnya saat ia melihat sosok yang dicarinya tengah berjalan berdampingan dengan seorang pria. Mereka terlihat begitu dekat.
  "Kamu lihatin apa sih? Oh..Caca dan Bayu? Mereka memang sangat serasi ya, padahal baru semingguan mereka pacaran"kata seorang teman Bisma
Dan kini, suatu perasaan yang lebih dahsyat timbul di hati Bisma. Matanya memancarkan penyesalan yang sangat mendalam.
  "Aku salah memperlakukanmu selama ini. Hingga aku harus kehilangan sosok sepertimu dalam hidupku"lirihnya
Sore harinya, Bisma merenungi kesalahannya. Ia mengingat kejadian saat dulu ia menyia-nyiakan Caca, bahkan mengusirnya. Ternyaya Caca menepati janjinya untuk benar-benar pergi dari kehidupan Bisma. Dan Bisma baru sadar, ternyata Caca begitu berarti baginya.
  "Tidak pernah ku temui yang sepertimu, Ca. Cintamu sangat sederhana, juga menerimaku apa adanya, sabar menghadapi kerasnya hatiku. Tapi aku malah menyia-nyiakan bahkan mengusirmu dari hidupku. Aku memang bodoh"sesalnya
  “Dan kini, kamu sudah kembali bangkit atas luka yang aku buat. Kamu telah menemukan seseorang yang jauh lebih baik dariku. Seseorang yang akan selalu menjaga dan menyayangimu, bukannya terus menyakitimu, seperti aku”lanjut Bisma terdengar lirih
Saat pentas seni berlangsung, Bisma melangkahkan kakinya ke atas panggung. Ia mulai memetik senar gitarnya.
  "Lagu ini saya persembahkan untuk seorang gadis yang memberikan gelang ini"ucap Bisma sambil menunjukan gelang yang ia pakai, gelang dari Caca.
Caca yang duduk di belakang sanapun tersenyum melihatnya.
  "Setidaknya kamu akan mengingatku mulai sekarang. Cinta yang selama ini aku berikan ternyata tidak sia-sia. Hanya saja, kamu terlambat menyadari hal itu."batin Caca
Dan setelah itu, mulailah Bisma bernyanyi.

Dahulu kau mencintaiku
Dahulu kau menginginkanku
Meskipun tak pernah ada jawabku
Tak berniat kau tinggalkan aku

Sekarang kau pergi menjauh
Sekarang kau tinggalkan aku
Disaat ku mulai mengharapkanmu
Dan ku mohon maafkan aku

Aku menyesal tlah membuatmu mengangis
Dan biarkan memilih yang lain
Tapi jangan pernah kau dustai hatimu
Pasti itu terbaik untukmu




Janganlah lagi kau mengingatku kembali
Aku bukanlah untukmu
Meski ku memohon dan meminta hadirmu
Jangan pernah tinggalkan dirinya
Untuk diriku

            Acara pentas seni selasai. Caca dan kekasihnya, Bayu kembali ke kelas untuk mengambil tas. Saat di jalan, seorang pria menghentikan langkah mereka. Pria itu tak lain adalah Bisma.
  “Kak Bisma?”kaget Caca
  “Maaf atas perlakuanku padamu selama ini. Aku tak bermaksud menyakitimu. Dan terima kasih atas kebaikan dan kesabaranmu selama ini. Kini aku sadar, tak seharusnya aku menyia-nyiakan orang yang begitu tulus mencintaiku. Mungkin, tak kan ku temui lagi cinta seperti yang kamu miliki untukku dulu”terang Bisma panjang lebar
  “Dan selamat ya. Kini kamu sudah mendapatkan seseorang yang akan terus menjaga dan menyayangimu. Semoga kalian bahagia” Bisma tersenyum pada Caca dan Bayu
Sebelum pergi, Bisma membisikan sesuatu di telinga Bayu.
  “Jaga dan sayangi dia, dan jangan sampai kamu membuatnya kecewa! Karena kamu akan menyesal jika ia sampai pergi”bisik Bisma
Bayu mengangguk, lalu Bisma pergi.
  “Apa yang ia katakan padamu?”Caca
  “Jaga dan sayangi dia, dan jangan sampai kamu membuatnya kecewa! Karena kamu akan menyesal jika ia sampai pergi”ucap Bayu mengulangi perkataan Bisma
Caca tersenyum, lalu menggandeng tangan Bayu erat dan kembali berjalan.

            ~ Dan begitulah cinta. Tanpa sadar, sering kita menyia-nyiakan seseorang yang tulus mencintai kita. Tapi setelah orang itu benar-benar pergi, kita merasa kehilangan sosoknya. Barulah kita sadar, seberapa berartinya orang itu, dan cinta tulus yang ia berikan. Penyesalan memang letaknya diakhir. Maka sebelum rasa sesal itu datang, pikirkan matang-matang semua yang akan kamu lakukan. Sebelum kamu kehilangan sesuatu yang berarti untukmu. Karena mungkin, dia tidak akan kembali ~