Cinta yang tak
terbalaskan. Terdengar biasa bagi setiap insan, tetapi begitu pilu bagi yang
mengalaminya. Bagaimana tidak? Apapun yang kita korbankan seakan terbuang
percuma. Tapi entah mengapa, kita tidak bisa pergi dengan mudahnya. Terpaksa
bertahan dan memendam luka. Terus berharap suatu hal yang tak pasti. Menyiksa
diri sendiri.
Itulah yang kini
tengah dirasakan sosok gadis manis bernama Caca ini. Tak terasa, lebih dari
satu tahun ia mengagumi salah seorang seniornya yang bernama Bisma. Tapi sayangnya,
Bisma tak pernah merespon baik perasaan Caca. Sering kali Bisma melukai hati
Caca. Namun entah mengapa, Caca tak juga dapat membuang perasaan cintanya. Ia
terus bertahan, mencoba bersabar. Baginya, Bisma tetaplah sosok pria paling
sempurna setelah ayahnya walau ia tak pernah menyadari itu.
Besok adalah
hari ulang tahun Bisma. Sepulang sekolah, Caca langsung mencari kado untuk pria
idamannya itu. Caca menimbang-nimbang, apa yang akan ia beli untuk Bisma. Ia
ingin kado yang ia berikan akan terkenang bagi Bisma, membuat Bisma selalu
mengingatnya, bahkan mungkin dapat melunakan hati Bisma yang sekeras batu.
Setelah mendapat kado yang menurutnya sesuai, Caca pulang. Malam harinya, Caca
membuat surat berisi ucapan “Selamat Ulang Tahun” untuk Bisma dan membungkusnya.
Tapi entah apa yang membuat surat itu tak kunjung selesai. Entah berapa lembar
kertas terbuang percuma karenanya.
“Aku harus nulis apa ya buat kak Bisma?
Aduh...pusing banget”keluh Caca
Hampir semalaman Caca menghabiskan
waktunya demi menyiapkan kado untuk Bisma.
Pagi menjelang.
Caca sudah siap berangkat ke sekolah.
“Caca, mau berangkat jam segini?”tanya mamanya yang berada di ruang
makan
Caca berhenti, lalu mengangguk.
“Ayo sarapan dulu! Ini udah mama siapkan”ajak mamanya
“Enggak usah ma, nanti aja di sekolah”tolak Caca
“Kenapa?”tanya mama Caca
“Caca buru-buru ma, ada tugas yang belum Caca kerjakan”dusta Caca
Caca kembali melanjutkan langkahnya.
Tapi, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia menghentikan langkahnya, lalu berlari kecil
menuju sang mama.
“Caca berangkat dulu ya ma, Assalamu'alaikum”Caca yang kemudian mencium
punggung tangan
Mama Caca mengangguk dan menjawab salam
Caca.
Sampainya di
sekolah, Caca menuju ruang ganti tim basket sekolahnya. Ia mencari loker milik Bisma,
lalu membukanya.
“Huft..ternyata udah banyak yang mendahuluiku. Bukan hanya aku seorang
yang suka padanya"keluh Caca terdengar pilu saat melihat belasan kado
tertata rapi di loker Bisma
"Siapa kamu?"tanya seseorang dibelakang Caca
Caca membalikkan badannya. Ia shock
melihat siapa yang datang. Ia menyembunyikan kado yang ia bawa di balik
badannya.
"K...kak Bisma?"kaget Caca
"Untuk apa kamu kesini? Pakai acara buka-buka lokerku lagi. Kamu
mau mencuri?"tanya Bisma bertubi-tubi
"Ak..aku..aku"gugup Caca sehingga tak sanggup meneruskan
ucapannya
Bisma mendekati Caca.
"Ngapain kamu disini? Lalu, apa yang kamu sembunyikan di belakang
tubuhmu itu?"tanya Bisma lagi
Mulut Caca bungkam. Tak dapat menjawab
pertanyaan Bisma.
Bisma menatap
manik mata Caca dalam. Menyelidik gerak-gerik gadis itu, hingga Caca dibuat
risih olehnya.
"Maaf kak, aku harus pergi"Caca menerobos tubuh Bisma. Tapi dengan
cepat Bisma menahan lengan Caca dan mengambil kado yang dibawa gadis itu. Caca
kembali berbalik menghadap Bisma.
"Apa ini kado untuk ku?"tanya Bisma
Caca tak menjawab.
"Aku rasa iya"ucap Bisma
Bisma membolak-balik kotak kecil itu,
mencoba menerawang, apa isinya.
"Tapi aku tak membutuhkannya. Aku sudah dapat terlalu banyak kado
pagi ini. Ini aku kembalikan saja"Bisma mengembalikan kado itu tanpa
membukanya
Mata Caca
mendelik mendengar ucapan Bisma. Begitu sulitnya ia menyiapkan kado itu. Tapi
hasilnya sungguh mengecewakan.
"Kenapa kakak seperti itu padaku?"protes Caca
"Ya memang beginilah aku"jawab Bisma enteng
"Apa kakak tidak bisa menghargaiku sedikit saja? Semalaman aku
menyiapkan kado ini. Tapi kakak menolaknya begitu saja?"kesal Caca
"Hey, apa kamu pikir aku akan suka padamu setelah menerima kado
itu? Tidak akan. Banyak gadis diluar sana yang menyukaiku, dan bernasib sama
sepertimu. Sudahlah, lupakan saja aku! Aku tidak mungkin bisa menjadi
milikmu"ucap Bisma seenaknya
Caca terdiam mematung menahan air mata
yang hendak terjun dari kelopak matanya.
"Kamu dengar apa kataku tadi?
Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini. Dan jangan pernah lagi mencoba
mendekatiku, dari pada kamu sakit hati nantinya"lanjut Bisma
SAKIT. Bahkan
kata itu tak mampu mewakili perasaan Caca saat ini.
"Okey kalau itu memang yang kakak mau. Aku janji tidak akan lagi
berusaha deketin kakak. Terlalu lama aku mencoba bertahan. Aku capek. Aku
mundur. Tapi setidaknya, simpan ini sebagai kenang-kenangan dariku! Agar kakak
selalu ingat dengan keberadaanku, seorang gadis bodoh yang cinta buta padamu"Caca
kembali memberikan kado itu kemudian pergi dari hadapan Bisma.
Kini gantian Bisma
yang terdiam. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.
"Ayo latihan basket! Yang lain udah nunggu di lapangan"kata
orang itu
Bisma memasukkan kado dari Caca ke dalam
lokernya, lalu ganti baju dengan seragam basketnya.
Satu tahun
berlalu. Ujian Nasional telah terlewati. Lusa, sekolah akan mengadakan pentas
seni sebagai acara perpisahan siswa-siswi kelas 3. Dan hari ini, semua siswa
kelas 3 harus membersihkan lokernya, termasuk anak-anak tim basket. Bisma
membereskan barang-barangnya. Yang menurutnya penting, ia masukkan kedalam
kardus berukuran sedang, dan yang tak terpakai ia buang ke tong sampah. Tangan
kanannya meraih sebuah kotak kecil berwarna biru.
"Kado dari gadis itu"batinnya
Perlahan, ia buka kotak itu. Sebuah
gelang coklat sederhana. Kemudian tangannya meraih selembar kertas di dalam
kotak itu, lalu membacanya.
Selamat ulang tahun kak Bisma..
Wish you be better and get all of your dreams. Semoga panjang umur, sehat selalu, dan di berikan
yang terbaik oleh Tuhan. Aku sangat bingung
saat memilih kado untukmu. Tapi akhirnya aku memilih gelang ini. Aku
tidak tahu kenapa aku memilihnya. Mungkin karena gelang ini menggambarkan bagaimana
perasaanku yang sederhana. Kesederhanaanku mencintaimu, tak mengharap apapun.
Hanya sekedar ingin kakak tahu. Semoga kakak suka dan mau memakainya....
Pertanda
Caca
Entah apa yang Bisma
rasakan kini. Hatinya bergetar hebat saat membaca kata demi kata yang Caca
tuliskan pada selembar kertas itu. Ia menyimpan kado itu lalu berlari keluar
ruangan, mencari sosok Caca. Bisma menghentikan langkahnya saat ia melihat
sosok yang dicarinya tengah berjalan berdampingan dengan seorang pria. Mereka
terlihat begitu dekat.
"Kamu lihatin apa sih? Oh..Caca dan Bayu? Mereka memang sangat serasi
ya, padahal baru semingguan mereka pacaran"kata seorang teman Bisma
Dan kini, suatu perasaan yang lebih
dahsyat timbul di hati Bisma. Matanya memancarkan penyesalan yang sangat
mendalam.
"Aku salah memperlakukanmu selama ini. Hingga aku harus kehilangan
sosok sepertimu dalam hidupku"lirihnya
Sore harinya, Bisma
merenungi kesalahannya. Ia mengingat kejadian saat dulu ia menyia-nyiakan Caca,
bahkan mengusirnya. Ternyaya Caca menepati janjinya untuk benar-benar pergi
dari kehidupan Bisma. Dan Bisma baru sadar, ternyata Caca begitu berarti
baginya.
"Tidak pernah ku temui yang sepertimu, Ca. Cintamu sangat
sederhana, juga menerimaku apa adanya, sabar menghadapi kerasnya hatiku. Tapi
aku malah menyia-nyiakan bahkan mengusirmu dari hidupku. Aku memang
bodoh"sesalnya
“Dan kini, kamu sudah kembali bangkit atas luka yang aku buat. Kamu
telah menemukan seseorang yang jauh lebih baik dariku. Seseorang yang akan
selalu menjaga dan menyayangimu, bukannya terus menyakitimu, seperti aku”lanjut
Bisma terdengar lirih
Saat pentas seni
berlangsung, Bisma melangkahkan kakinya ke atas panggung. Ia mulai memetik
senar gitarnya.
"Lagu ini saya persembahkan untuk seorang gadis yang memberikan
gelang ini"ucap Bisma sambil menunjukan gelang yang ia pakai, gelang dari
Caca.
Caca yang duduk di belakang sanapun tersenyum
melihatnya.
"Setidaknya kamu akan mengingatku mulai sekarang. Cinta yang selama
ini aku berikan ternyata tidak sia-sia. Hanya saja, kamu terlambat menyadari
hal itu."batin Caca
Dan setelah itu, mulailah Bisma
bernyanyi.
Dahulu
kau mencintaiku
Dahulu
kau menginginkanku
Meskipun
tak pernah ada jawabku
Tak
berniat kau tinggalkan aku
Sekarang
kau pergi menjauh
Sekarang
kau tinggalkan aku
Disaat
ku mulai mengharapkanmu
Dan
ku mohon maafkan aku
Aku
menyesal tlah membuatmu mengangis
Dan
biarkan memilih yang lain
Tapi
jangan pernah kau dustai hatimu
Pasti
itu terbaik untukmu
Janganlah
lagi kau mengingatku kembali
Aku
bukanlah untukmu
Meski
ku memohon dan meminta hadirmu
Jangan
pernah tinggalkan dirinya
Untuk
diriku
Acara
pentas seni selasai. Caca dan kekasihnya, Bayu kembali ke kelas untuk mengambil
tas. Saat di jalan, seorang pria menghentikan langkah mereka. Pria itu tak lain
adalah Bisma.
“Kak Bisma?”kaget Caca
“Maaf atas perlakuanku padamu selama ini. Aku tak bermaksud menyakitimu.
Dan terima kasih atas kebaikan dan kesabaranmu selama ini. Kini aku sadar, tak
seharusnya aku menyia-nyiakan orang yang begitu tulus mencintaiku. Mungkin, tak
kan ku temui lagi cinta seperti yang kamu miliki untukku dulu”terang Bisma
panjang lebar
“Dan selamat ya. Kini kamu sudah mendapatkan seseorang yang akan terus
menjaga dan menyayangimu. Semoga kalian bahagia” Bisma tersenyum pada Caca dan
Bayu
Sebelum pergi, Bisma membisikan sesuatu
di telinga Bayu.
“Jaga dan sayangi dia, dan jangan sampai kamu membuatnya kecewa! Karena
kamu akan menyesal jika ia sampai pergi”bisik Bisma
Bayu mengangguk, lalu Bisma pergi.
“Apa yang ia katakan padamu?”Caca
“Jaga dan sayangi dia, dan jangan sampai kamu membuatnya kecewa! Karena
kamu akan menyesal jika ia sampai pergi”ucap Bayu mengulangi perkataan Bisma
Caca tersenyum, lalu menggandeng tangan
Bayu erat dan kembali berjalan.
~
Dan begitulah cinta. Tanpa sadar, sering kita menyia-nyiakan seseorang yang
tulus mencintai kita. Tapi setelah orang itu benar-benar pergi, kita merasa
kehilangan sosoknya. Barulah kita sadar, seberapa berartinya orang itu, dan
cinta tulus yang ia berikan. Penyesalan memang letaknya diakhir. Maka sebelum
rasa sesal itu datang, pikirkan matang-matang semua yang akan kamu lakukan.
Sebelum kamu kehilangan sesuatu yang berarti untukmu. Karena mungkin, dia tidak
akan kembali ~